Kamis, 10 Oktober 2013

Melihat Foto Lama Dengan Ide Yang Baru


Melihat Foto Lama Dengan Ide Yang Baru

 d3100
Dalam industri seperti fotografi, sangat mudah terbawa pendapat bahwa yang baru lebih baik dan lupakan saja yang lama. Teknologi baru, ide dan tren baru dalam dunia foto secara konstan mendorong kita untuk melihat ke depan, yang biasanya bisa memberi efek positif untuk menciptakan hasil karya yang menarik dan baru. Tapi, kalau kamu sudah memotret sejak sangat lama, maka hard drive-mu pasti penuh dengan foto-foto dari masa lalu yang mungkin tidak pernah disentuh lagi. Sekarang adalah kesempatan untuk melihat-lihat lagi foto lamamu dan memberi sentuhan baru pada mereka.
catatan: kolase foto diatas saya buat lewat Picasa dari beberapa foto lama yang kemudian diolah kembali.

Untuk Apa?

Sebagai seorang fotografer, salah satu tantangan terbesar adalah harapan untuk secara rutin menghasilkan foto baru yang lebih baik dari yang sebelumnya. Tantangan itu berarti membuat kamu harus selalu melakukan kemajuan dalam berkarya dan itu bisa melelahkan dan mengambil banyak usaha, waktu, dan biaya untuk “mengalahkan” proyekmu yang sebelumnya. Tapi, sebenarnya kamu bisa melihat-lihat lagi foto lamamu, melihat dimana kekurangannya, lalu cobalah lakukan sesuatu melalui image editormu lalu lihatlah bahwa kamu juga bisa membuat “karya baru” sekaligus mengkoreksi kesalahan yang kamu buat di masa lalu.

Foto-foto Yang Terlupakan

Di dalam folder-folder lama di komputermu pasti ada foto-foto yang kamu anggap kurang bagus, tidak menarik, dan sebagainya. Tapi kadang-kadang melihat ke belakang bisa jadi hal yang baik terutama dalam bidang fotografi. Mungkin ada beberapa foto yang bagus tapi terlupakan karena banyaknya pekerjaan, harus menyelesaikan beberapa proyek, dan seterusnya. Nah, jika kamu sekarang sedang tidak ingin memotret tapi merasa perlu membuat sesuatu yang baru, buka-bukalah lagi folder foto lamamu dan lihat apakah ada foto yang kamu suka untuk diolah atau bahkan dibagikan lagi.

Menghasilkan Karya Baru

Dalam tuntutan untuk terus menghasilkan foto-foto yang bisa diperlihatkan pada banyak orang, adalah penting untuk mengingat bahwa apa yang menurutmu sudah basi mungkin masih akan terasa baru untuk orang-orang di luar sana. Tidak perduli kapan fotonya diambil, kalau fotonya bagus, dikomposisi dengan baik, dan menarik, maka foto itu pantas untuk diperlihatkan. Jangan takut untuk mempublikasikan foto-foto yang diambil beberapa waktu lalu. Kamu mungkin perlu memperkaya portfoliomu atau mencari beberapa foto baru untuk buku atau katalog stock photography dan foto-foto itu ada tepat di komputermu.

Pendekatan Baru

Sebagai fotografer, kita secara konstan terikat oleh berbagai bentuk gambar yang diperlihatkan fotografer lain, seniman, dan mereka dari dunia desain yang memperkaya ilmu dan informasi untuk kita. Beberapa foto yang kita lihat mungkin kita suka, sementara yang lain tampak tidak menarik. Pendidikan bawah sadar ini akan menginformasikan pada kita bagaimana cara melihat hasil karya kita sendiri dan memungkinkan kita untuk melihat karya-karya lama kita dengan cara yang baru. Mungkin, saat melihat foto-foto lama, kamu akan menemukan beberapa yang kamu lihat dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Pemahamanmu tentang apa yang penting dalam sebuat foto membuatmu menghargainya dengan cara yang mungkin terlewatkan sebelumnya dan menawarkanmu kesempatan untuk memberi kehidupan baru pada foto lama.

Software Post-Processing Yang Baru

Atau mungkin masalahnya adalah bahwa dari saat kamu memotret dulu, sudah ada beberapa software image editor baru yang kamu punya atau tersedia sebagai freeware di pasaran. Ini berarti kamu sekarang punya banyak pilihan tools untuk digunakan untuk mengembangkan foto-foto lamamu lewat cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan saat post-processing.

Teknik Editing Yang Baru

Dengan cara yang serupa dengan poin diatas, setelah menghabiskan waktu menggunakan software editor, kamu mungkin akan punya keahlian dan teknik baru untuk mengedit foto-fotomu. Setiap kali kamu mengedit dan bereksperimen, kamu mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk memproses foto-fotomu. Pemahamanmu tentang apa yang dibutuhkan sebuah foto, bagian mana yang perlu ditonjolkan dan bagaimana secara efektif meningkatkan bagian-bagian itu akan membuatmu lebih baik dalam mengedit dibandingkan saat pertama melakukannya.

Mengawetkan Kenangan

Tentu saja memotret secara rutin adalah hal yang bagus dan menantang, tapi ada banyak yang bisa dilihat lagi dari hasil kerjamu di masa lalu. Seiring waktu, banyak hal berubah. Bahkan dalam waktu singkat, keadaan sekitar kita berubah, orang-orang berubah, gaya berpakaian dan kebiasaan berkembang dan semua foto-foto yang kamu ambil di masa lalu sebenarnya adalah dokumentasi. Penting untuk menyimpan foto-foto ini sebagai pengingat akan suatu masa. Fotonya mungkin tidak tampak relevan sekarang, tapi penting untuk diawetkan untuk generasi di masa yang akan datang. Nilai dari sebuah foto juga akan berubah seiring perubahan pada lingkungan dan orang-orang di dalamnya. Kamu akan melihat bahwa beberapa foto berkembang secara signifikan seiring waktu yang mungkin belum kamu antisipasi.

Proyek Kilas Balik

Kamu mungkin ingin memulai sebuah proyek berdasarkan foto-foto lama ini. Sebuah ide sederhana seperti mengunjungi lagi tempat-tempat dimana foto-foto tadi diambil. Ini akan memberimu lebih dari sekedar melihat lagi foto lama, tapi juga memotret tempat itu sekali lagi dan mendokumentasikan perubahan yang terjadi.

Sekarang Giliranmu

Luangkan satu atau dua hari untuk melihat-lihat lagi foto-foto yang pernah kamu buat. Mungkin kamu akan menemukan satu folder yang ingin kamu edit dan publikasikan, atau kamu mungkin hanya menemukan beberapa. Tapi apapun, melihat-lihat lagi foto lama adalah hal yang menyenangkan.

Penulis : allophelia

10 Inspirasi Fotografi Di Musim Kemarau

10 Inspirasi Fotografi Di Musim Kemarau

kemarau
Musim kemarau sudah datang. Cahaya matahari pagi dan sore tampak indah, langit biru tampak cantik, serangga-serangga bermunculan dan bersuara, orang-orang pergi berlibur. Ini adalah musim yang menyenangkan untuk lebih banyak memotret karena cuaca dan pencahayaan yang sangat mendukung. Kalau kamu masih belum punya ide apa saja yang mungkin bisa difoto di awal kemarau yang sekaligus juga adalah musim liburan ini, mari kita lihat sepuluh inspirasi berikut:

1. Action Shot

Ketika cuaca sedang bagus dan hari cerah, orang-orang – terutama anak-anak – suka beraktivitas di luar rumah. Berenang, bermain sepeda, jalan-jalan di taman dan banyak lagi. Ini berarti kamu punya banyak kesempatan untuk membuat action shot atau foto-foto quick exposure yang menghentikan gerakan. Biasanya banyak komunitas sepeda, skate board, dan semacamnya yang berlatih di sore hari dan bisa kamu manfaatkan untuk objek fotografi.

2. Sun Flare

Tentu saja. Kemarau identik dengan matahari, dan matahari akan memberi kamu cahaya yang berlimpah. Manfaatkan untuk membuat foto-foto dengan elemen sun flare yang hangat dan artistik di pagi atau sore hari ketika matahari sedang bulat, kuning, dan posisinya rendah sehingga membuat fotomu cenderung lembut dan bukannya diterangi sinar keras. Baca juga artikel tentang tips memotret sun flare di sini.

3. Cahaya Natural

Cahaya terbaik yang bisa kamu dapatkan untuk sebuah foto adalah cahaya natural yang datang dari matahari. Jadi, sama seperti poin di atas, manfaatkan berlimpahnya cahaya di musim kemarau ini untuk foto-fotomu. Tidak seperti sun flare, kamu bisa memanfaatkan cahaya matahari untuk lighting sepanjang hari untuk mendapatkan foto yang bagus kalau kamu tahu tips-nya. Baca di sini.

4. Liburan

Udara yang panas dan cuaca cerah cenderung membuat orang ingin pergi berlibur. Apalagi awal kemarau ini bertepatan dengan libur sekolah. Orang-orang pergi ke gunung untuk mencari kesejukan, atau malah ke pantai untuk menikmati matahari. Seorang fotografer bisa pergi kemana saja dan tetap mendapat foto yang bagus dari perjalanan liburannya. Tips tentang membuat foto-foto traveling yang bagus, bisa kamu baca juga di sini.

5. Langit & Awan

Saat peralihan musim dari hujan ke kemarau, kamu mungkin memperhatikan bahwa awan cenderung berarak, bergerombol di tepian langit dan membuat pola-pola yang indah. Sekarang, ketika kemarau sudah tiba, langit cenderung biru bersih atau disaputi awan lembut. Ini adalah kesempatan untuk menggunakan langit sebagai latar belakang yang indah atau memotret landscape yang jernih. Kamu bisa mencoba low angle untuk memanfaatkan langit kemarau sebagai background.

6. Food Photography

Ada beberapa jenis makanan yang lebih banyak muncul ketika udara sedang panas. Di Indonesia, itu adalah es. Berbagai jenis es. Mulai dari es campur, es teler, palu butung, atau sekedar es krim yang bisa kamu beli di warung. Memanfaatkan cahaya natural dan pilihan es ini, kamu bisa mendapatkan food photography a la kemarau yang menggiurkan.

7. Macro

Serangga dan bunga-bunga akan bermunculan dengan warna yang berbeda bila dilihat di musim kemarau. Salah satu cara terbaik dan paling disukai untuk memotret dua objek ini adalah dengan teknik macro. Kamu juga bisa coba, jangan kuatir kalau belum punya lensa macro, close-up dengan lensa zoom atau trik reversed lens bisa membantumu mendapatkan foto yang tidak kalah bagusnya dengan yang menggunakan lensa macro dedicated.

8. Jurnal

Berhubungan dengan poin tujuh di atas, kemarau adalah saat yang tepat untuk mencoba bertanam. Cobalah menanam bunga, lalu simpan jurnalnya melalui media foto dengan merekam proses pertumbuhannya setiap hari. Di akhir siklusnya, kamu akan punya serangkaian foto yang bisa kamu jadikan photo essay.

9. Gelembung Sabun

Tahukah kamu, cahaya matahari dan gelembung sabun bisa menghasilkan efek pelangi yang indah? Kalau belum, cobalah sendiri. Ini adalah musim yang tepat untuk mendapatkan warna yang bagus dari gelembung sabun. Kamu juga tidak perlu pergi jauh, cukup di halaman rumah.

10.Air

Udara panas pasti membuat kamu dekat dengan air. Kenapa tidak sekalian dimanfaatkan untuk objek fotografi juga? Quick exposure untuk mendapatkan butiran-butiran air saat water splash, atau long exposure untuk aliran air sungai dan air terjun yang lembut seperti sutra. Cobalah keduanya dengan memasangkannya dengan cahaya matahari yang bagus sepanjang musim ini.
Jadi, selamat menikmati kemarau dan memotret :)

Penulis : allophelia

Tips Memanfaatkan Cahaya Jendela Untuk Foto Indoor

Tips Memanfaatkan Cahaya Jendela Untuk Foto Indoor

window2
Di tahun 80 dan 90-an, cahaya jendela adalah sesuatu yang sangat fashionable, begitu juga dengan foto-foto bertema Film Noir. Tapi, jendela selalu menjadi bagian dari foto. Objek biasanya memandang langsung ke arah jendela atau menggunakan sudut 45 derajat sehingga cahaya akan menyinari bagian sisi wajah yang menghadap ke jendela dengan lembut. Reflektor kadang-kadang digunakan untuk mengisi bagian yang tersembunyi dalam bayangan sehingga menghasilkan tampilan yang dramatis.
Di tahun 2010, cahaya natural adalah sesuatu yang hip, bukan hanya untuk pemula tapi juga profesional. Cahaya matahari memberikan tampilan baru untuk portrait bayi, anak-anak, dan orang tua. Sekarang, dengan peralatan minimalis, hampir semua orang yang punya kamera dan lensa bisa membuat foto indoor yang bagus. Yang menentukan berhasil atau tidaknya adalah tampilan apa yang kamu inginkan dan bagaimana mendapatkannya.
Afifi The Maestro
“Afifi The Maestro” – Subaktyo
memanfaatkan cahaya dari jendela di hadapan objek
Pertama, kamu butuh sebuah jendela yang menghadap ke utara atau selatan. Ini akan memberi cahaya yang lembut dan tidak langsung sepanjang hari (bukan hanya saat Golden Hour). Kemudian, kamu perlu sebuah ruangan dengan banyak jendela (paling bagus jendela yang tingginya dari lantai sampai langit-langit). Kamu perlu melepas tirai dari semua jendela tadi. Kemudian, matikan semua lampu di dalam ruangan karena bisa menimbulkan bentrok pada keseimbangan warna atau bayangan di bawah mata.
Setelah kamu mengatur ruangan, kamu perlu meletakkan objek di tempat yang ideal. Paling bagus menghadap jendela. Kamu bisa menggunakan spot meter di kamera lalu ukur fokus pada wajah untuk mendapatkan exposure warna kulit yang optimal. Coba gunakan aperture lebar (2.8 atau lebih kecil) untuk fokus sempit. Kamu kemudian perlu menyeimbangkan aperture lebar ini dengan shutter speed yang cepat.
Bagaimana kalau kamu ingin menggunakan jendela sebagai latar belakang? Ini akan jadi situasi pencahayaan yang cukup sulit karena objek akan mendapat cahaya back-lit yang berarti menghasilkan latar belakang yang overexposed sementara kulit tampak underexposed. Lebih baik menghindari situasi ini kecuali kamu ingin memotret beberapa exposure berbeda dan menggunakan teknik HDR atau kamu punya flash untuk mengatasi bagian underexposed.
Tidak semua ruangan cocok untuk pencahayaan natural. Kalau kamu ingin fotomu 100% menggunakan pencahayaan natural, maka kamu perlu melakukan beberapa percobaan sebelum benar-benar menggunakan ruangan tersebut untuk pemotretan. Juga, ruangan yang punya jendela yang menghadap timur atau barat mungkin akan memberikan terlalu banyak cahaya langsung yang keras. Tapi kamu masih bisa menggunakan ruangan ini; tapi kamu harus berhati-hati tentang dimana menempatkan objek.
kontras
“Kontras” – Agustiar
sumber cahaya tajam dari jendela di sebelah kiri atas objek menciptakan kontras yang dramatis
Kalau kamu tidak menggunakan lampu studio di dalam ruangan, maka konsekuensinya kamu harus menggunakan kamera yang bagus. Umumnya, dSLR full frame menawarkan pengaturan ISO yang lebih tinggi dengan noise sangat rendah. Canon 5D Mark II misalnya. Juga, lensa yang digunakan haruslah lensa cepat, yang bisa terbuka hingga 1.2 atau 1.8. Lensa yang populer untuk jenis ini adalah Canon 50mm 1.2 atau Canon 85 mm 1.8. Kamu juga perlu mempertimbangkan penggunaan tripod seandainya perlu memotret dengan shutter speed lambat. Perhatikan juga white balance, karena ruangan yang dindingnya berwarna bisa menyebabkan bayangan warna pada objek.
Kualitas foto yang menggunakan cahaya natural adalah: objek akan mendapatkan tampilan yang lembut, mata mereka akan bersinar, background akan out of focus dari DoF yang dangkal dan objek akan tampak lebih santai di ruangan yang tidak diatur berlebihan. Kalau kamu memotret bayi atau anak-anak, pemotretan indoor akan bagus untuk mereka mengingat kebersihan dan kenyamanannya.

Penulis : allophelia

Pentingnya Garis Cakrawala Dalam Foto Landscape

Pentingnya Garis Cakrawala Dalam Foto Landscape
FML
Horizon, atau garis cakrawala, seringkali menjadi elemen penting dalam sebuah foto landscape yang – meskipun hanya berupa sebuah garis – menentukan berhasil atau tidaknya foto landscape. Lalu apa tips meletakkan garis ini dalam komposisi sebuah frame?
Pertama, kamu butuh peralatan yang tepat. Gunakan tripod – kamu perlu menyesuaikan ketinggian yang kamu perlukan atau miringkan kameramu dan untuk ini, tripod akan membuatnya lebih mudah dilakukan. Tripod juga bisa memastikan garis cakrawala dalam fotomu lurus dan bisa membantu tanganmu lebih rileks sehingga kamu punya waktu untuk lebih memikirkan komposisi dalam frame.
Dimana Harus Meletakkan Garis Cakrawala?
Adalah penting untuk tidak membiarkan horizon ‘memotong’ foto di bagian tengah frame. Jika langit tampak lebih menarik, geser ke bawah dan jika daratan yang harus mendapat perhatian lebih maka geser ke atas. Dengan demikian, orang akan tahu dimana fokus yang dimaksud. Tentu saja ada saatnya peraturan ini perlu untuk dilanggar, seperti saat fotomu memasukkan unsur refleksi – maka meletakkan horizon tepat di tengah bisa jadi komposisi yang menguatkan.
Kalau kamu sedang di pantai dan memotret laut beserta langit yang dihiasi awan-awan cantik atau matahari terbenam, rendahkan garis cakrawala sehingga langit akan mengisi lebih banyak porsi dalam frame. Tapi kalau kamu ingin memasukkan beberapa hal menarik di bagian depan atau menciptakan kesan jauh dalam fotomu, maka naikkan cakrawalanya. Ingatlah untuk menggunakan bukaan aperture kecil sehingga fokus merata di seluruh bagian foto.
Bagaimana Menyesuaikan Posisi Horizon
Kamu bisa memiringkan kamera, menggerakkan posisinya lebih tinggi atau lebih rendah atau memotret dengan sudut normal dan memotong fotonya kemudian saat post processing. Kalau ada banyak bentuk vertikal seperti pepohonan atau gedung tinggi dalam fotomu, maka memiringkan kamera bisa menyebabkan masalah perspektif. Tapi, kalau kamu ada di pantai tanpa gedung maka trik ini bisa berhasil.
Untuk memberi kameramu lebih banyak atau sedikit ketinggian, aturlah kaki tripod-mu. Pastikan kuncinya sudah terpasang dengan benar sebelum kamu mulai memotret karena kamu tentu tidak mau kameramu merosot saat sedang mengatur komposisi. Kalau kamu butuh lebih tinggi, kamu bisa mengatur tiang di bagian tengah setelah mengatur kaki tripod karena kaki bisa memberikan dasar yang stabil untuk bagian atas.
Pastikan Tetap Lurus
Kamu tentu tidak mau foto landscape-mu tampak menghilang di bagian sisi frame, jadi pastikan untuk memeriksa dua kali bagian horizon dan pastikan lurus sebelum mulai memotret. Kebanyakan tripod punya air raksa yang bisa membantumu memastikan posisi tripod dan kamera lurus. Kalau kamu baru menyadari garis cakrawalamu miring setelah melihat foto di komputer, jangan kuatir. Kamu bisa ‘meluruskannya’ di editor tapi dengan konsekuensi ada pixel yang harus terpotong.

Penulis : allophelia

Tips Mendapatkan Warna Kulit Yang Bagus Untuk Portrait


Tips Mendapatkan Warna Kulit Yang Bagus Untuk Portrait

Warna kulit sempurna. Semua orang ingin menguasai teknik ini dalam fotografi portrait. Tapi seringkali hal ini sulit didapatkan karena banyak alasan. Pertama, ada beberapa hal dasar yang harus dipahami tentang menangkap dan menghasilkan warna yang lembut dan merata.
1. Mungkin hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan warna kulit yang lebih bagus adalah: exposure yang benar. Ini berarti, gunakan cahaya sebanyak mungkin tapi tanpa membuat highlight jadi ‘meledak’. Cobalah sebisa mungkin mengekspos objek dengan histogram yang puncaknya mendekati tepi kanan. Mengawali foto yang cukup terang untuk bagian kulit akan menghasilkan warna yang bagus. Setelah kamu menguasai exposure, pelajari cara editing yang baik. Dari situ kamu akan bisa menghasilkan warna kulit yang bagus.
ini adalah foto asli dengan histogram yang cenderung ke kiri.
ini adalah foto asli dengan histogram yang cenderung ke kiri. kalau kamu sudah menyukai warna kulitnya, simpan.
skin2
ini yang terjadi kalau histogram digeser ke kanan melalui curve tool. warna kulit akan tampat lebih terang.
2. Memotretlah dengan warna natural. Kalau kamu menyimpan foto dalam file JPG, maka kamu harus melakukan ini dalam kamera. Kalau kamu menggunakan jenis RAW, kamu bisa mengatur hasilnya di Lightroom. Lakukan ini hanya jika fotomu tampak terlalu mencolok warnanya; biasanya pada warna magenta dan merah. Warna natural penting terutama jika kamu memotret bayi untuk menenangkan warna kulitnya yang cenderung kemerahan.
3. Pahami bagaimana meletakkan objek sesuai dengan pencahayaannya. Ini sangat penting untuk mendapatkan warna kulit yang bagus. Kebanyakan fotografer takut memotret dibawah matahari siang yang terik. Tapi kalau kamu paham trik-nya, ini tidak perlu menjadi masalah. Letakkan objek di bawah bayangan, tepat di tepian antara daerah gelap dan terang. Sebagai fotografer, berdirilah di bawah cahaya, membelakangi matahari sementara objek menghadap ke cahaya dengan sedikit tersembunyi dalam bayangan. Ini akan memberikan cahaya reflektif di wajah mereka, dan background yang lebih gelap di belakangnya.
4. Hindari cahaya yang tidak seimbang. Aturlah letak objekmu sehingga tidak ada cahaya langsung yang mengenai hanya sebagian kulit atau bajunya. Cahaya yang tidak seimbang seperti ini akan menimbulkan kesulitan saat post-processing.
5. Carilah permukaan reflektif yang natural. Mungkin di trotoar yang licin dan bisa memantulkan cahaya ke wajah objek. Atau mungkin dinding bercat putih atau kamu bisa mengenakan kaos putih sebagai gantinya. Jangan gunakan baju dengan warna mencolok di hari yang terang karena warnanya bisa memantul ke kulit objek.
6. Gunakan editor RAW semacam Lightroom. Kamu bisa mengatur temperatur warna dan tint, mengurangi warna yang mencolok, dan mengurangi saturation pada channel merah/oranye/kuning untuk memperbaiki warna kulit di editor RAW. Jauh lebih baik daripada menggunakan editor JPG semacam Photoshop. Sederhananya, gunakan Lightroom untuk memperbaiki dan Photoshop untuk meningkatkan hasil akhir.
10. Kalau kamu memutuskan untuk menggunakan Photoshop, kamu bisa coba tutorial berikut ini untuk memperbaiki tampilan kulit dalam portrait.

Penulis : allophelia

Memanipulasi Foto Untuk Keperluan Artistik

Memanipulasi Foto Untuk Keperluan Artistik


Pada post yang lalu, saya menulis tentang post-processing dan seberapa banyak langkah itu dibutuhkan, dan jawabannya adalah “Sesedikit mungkin. Hanya sampai kamu mendapatkan apa yang kamu butuhkan.” Post-processing hanya menyentuh sedikit bagian dari foto, seperti kontras, cropping, levels, shadow dan highlight – hanya dasar perbaikan saja. Ini disebut retouching secara teknis, selanjutnya ada lagi retouching secara kreatif yang kemudian bisa juga menjadi manipulasi foto.
Summer's End (SX-70 not yet manipulated)
Summer’s End oleh Silver Oxide
(versi sebelum dimanipulasi)
Summer's End (SX-70 manipulation)
Summer’s End oleh Silver Oxide
(setelah dimanipulasi)
Manipulasi gambar adalah seni merubah sebuah foto untuk memenuhi apa yang kamu inginkan, dan bukannya apa yang sebenarnya ada dalam foto tersebut. Ini bisa dilakukan untuk alasan artistik, tapi pada pembahasan lebih lanjut bisa juga dijadikan alat untuk penipuan. Pada lingkup artikel ini, saya hanya akan membahas alasan artistik saja. Hal ini juga sering disebut sebagai “Photoshopping” setelah program ini dibuat dan paling banyak digunakan untuk memanipulasi foto, sebelumnya teknik ini disebut “airbrushing”. Banyak sekali contoh mengagumkan dari foto-foto yang sudah diolah secara digital melalui Photoshop dan hasilnya adalah dunia fantasi yang berbentuk foto tapi tidak mungkin ada di dunia nyata.
Apakah Photoshopper juga fotografer? Tidak selalu. Mereka bisa mengambil foto untuk keperluan manipulasi dari situs-situs stock photo. Tapi beberapa fotografer suka memanipulasi foto-foto yang mereka ambil. Pada dunia megapixel sekarang ini, kamu membutuhkan foto yang bagus dan tajam untuk menghasilkan manipulasi yang meyakinkan, dan untuk itu dibutuhkan seorang fotografer yang baik untuk bisa memahami porsi warna, bayangan, komposisi, dan sebagainya.
# Manipulation
Ada manipulasi yang benar-benar merubah tampilan sebuah foto, membuatnya tampak seperti lukisan, ada juga yang hanya mengganti warna atau memperbaiki tone. Proses ini bisa dilakukan ketika kamu memotret, tidak harus menggunakan program image editor. Misalnya saat kamu memakai filter infrared atau fisheye pada lensa. Dalam image editor, kamu bisa melakukan apa saja. Mulai dari mengisolasi warna, menampilkan hanya warna-warna tertentu, menambah tekstur, memunculkan bokeh, dan banyak lagi. Untuk beberapa orang yang menyukainya, Photoshopping adalah hal yang sangat menyenangkan (juga menyita banyak waktu!) Hal-hal sederhana bisa kamu lakukan dengan menggunakan program-program yang lebih user friendly dan lebih instan, seperti PhotoScape atau yang sekarang sedang trend adalah Instagram. Hanya beberapa klik dan fotomu berubah.
Manipulasi ekstrem tentu membutuhkan lebih banyak langkah dan keahlian. Beberapa gambar butuh waktu lebih dari 24 jam untuk dikerjakan sampai tampak sempurna dan halus.
Pada artikel-artikel selanjutnya akan saya post beberapa tutorial manipulasi foto sederhana yang bisa kamu coba untuk member tampilan yang lain pada portraitmu selain juga untuk bersenang-senang.

Penulis : allophelia

Tips Memotret Arsitektur

Tips Memotret Arsitektur



Kita tinggal, tidur, dan bekerja di dalam sebuah bangunan. Tapi bagaimana memotretnya? Semua orang yang punya kamera mungkin sudah pernah memotret setidaknya satu bentuk bangunan, tapi fotografi arsitektur menawarkan lebih dari sekedar detil bersejarah atau bentuk-bentuk modern. Kita lebih sering mengabaikan bagunan di sekitar kita, dan dengan sedikit persepsi tambahan kamu akan mulai melihat bentuk arsitektur dengan cara yang baru.

Memperbaiki Garis-Garis Vertikal

Saat menggunakan lensa wide angle, kamu akan melihat tembok sebuah gedung yang tinggi miring ke bagian dalam jika kamu memotret dari bawah. Hal ini bisa dicegah dengan menggunakan sebuah lensa khusus yang disebut shift lens untuk memperbaiki masalah perspektif, tapi tentu harga lensa semacam ini tidak murah. Cara yang lebih terjangkau adalah mencari titik memotret yang jauh dan menggunakan lensa yang lebih panjang, atau kalau kamu memotret dari jarak dekat cobalah mencari tempat yang lebih tinggi seperti naik ke beberapa lantai di gedung yang berseberangan. Fotografer arsitektur biasanya menggunakan tangga untuk menambah ketinggian saat memotret. Idealnya kamu menginginkan titik memotret yang menempatkanmu sekitar setengah tinggi bangunan. Lebih tinggi dari itu dan bagian bawah bangunan yang akan miring. Masalah ini bisa diperbaiki di Photoshop dengan mudah. Tapi kamu mungkin lebih memilih memotret dinding yang tampak miring dengan menggunakan sudut lebar dan rendah.
snapshot8
Masjid Agung Surabaya
saya memilih membiarkan dindingnya tetap tampak miring untuk menegaskan saya memotretnya dari pelataran masjid.

Detil

Ketika kamu memikirkan tentang memotret sebuah bangunan, kamu akan pertama berpikir untuk memotret keseluruhan gedung tapi sebenarnya detil-detil kecil yang unik dari bangunan tersebut juga bisa menjadi objek yang menarik. Perhatikan apakah bangunan itu memiliki jam, ukiran, patung, atau pola yang berulang. Jangan sepelekan juga gedung yang sudah tampak jelek karena seringkali ia memiliki pola arsitektur yang menakjubkan. Kalau kamu bisa naik ke atap bangunannya, maka perspektif pun akan berubah secara dramatis. Kamu juga tidak harus selalu memotret dari luar bangunan. Kalau memungkinkan dan diijinkan, ambillah bagian interiornya.

White Balance

Jika kamu memotret di dalam bangunan yang diterangi lampu fluorescent atau tungsten, kamu mungkin akan mendapatkan foto yang berwarna. Auto WB bisa memperbaiki masalah ini tapi coba juga pengaturan manual. Baca juga artikel tentang pengaturan WB di sini.

Exposure

Bangunan adalah salah satu objek yang paling mudah diukur tingkat cahayanya. Seringkali batu bata atau batu memiliki warna yang hampir abu-abu sehingga meter kamera akan merekamnya dengan akurat. Masalahnya hanya muncul jika bahan bangunan yang akan difoto sangan gelap (misalnya kaca berlapis film) atau sangat terang (gedung bercat putih). Pada keadaan seperti ini kamera akan membuat bangunan tampak terlalu terang atau gelap. Berarti, kamu harus membuka atau menutup exposure satu stop.
Satu hal lagi yang bisa menipu kamera adalah ketika matahari ada di belakang gedung atau masuk ke dalam frame. Bagian terang pada gambar akan membuat kamera mengatur exposure yang lebih pendek dan bangunan akan menjadi siluet. Turunkan sedikit sudut kamera atau gunakan pengaturan manual.

Gunakan Apa Yang Ada Di Sekitar

Memotret sebuah bangunan yang sudah terkenal dengan cara yang agak berbeda bisa dilakukan dengan menambahkan elemen yang ada di sekitar tempat memotret. Bisa dengan menggunakan bagian samping sebuah bangunan modern sebagai cermin untuk menangkap bangunan yang tampak lebih tua, mencari genangan air, atau memanfaatkan lengkungan gerbang atau ranting pohon untuk menciptakan bingkai dalam frame.

Pertimbangkan Hitam&Putih

snapshot49
Gedung Grimm & Co. yang saya foto dari jalan Pahlawan, Surabaya dengan meminimalisasi warna.
Kamu tidak harus selalu memotret dalam banyak warna. Hitam dan putih akan seringkali membuat pilihan yang lebih dramatis. Kalau kamu punya, coba juga manfaatkan filter infrared. Jika kamu mengolahnya di Photoshop, gelapkan sedikit langitnya, dan ganti ke warna sepia untuk tampilan gedung yang lebih vintage.
Tips membuat foto hitam&putih bisa juga kamu baca di sini.

Penulis : allophelia

Mengenal Fotografi Infrared

Mengenal Fotografi Infrared


2090592224_c3730f5062_o
Kamu pasti pernah melihat foto dimana pohon-pohon dan benda-benda lain yang seharusnya berwarna hijau jadi berwarna putih atau pink. Itu adalah sebagian kecil dari apa yang bisa dilakukan oleh infrared (inframerah) pada fotografi. Sekarang sudah banyak fotografer profesional yang memanfaatkan infrared untuk menciptakan efek yang benar-benar berbeda dalam sebuah foto yang sebenarnya sederhana. Fotografi infrared atau IR memang berbeda dari tipe fotografi lainnya dan membutuhkan film atau filter khusus untuk menangkan efek cahaya yang dibutuhkan untuk membuat teknologi ini.
Fotografi IR memberi fotografer kesempatan untuk mengeksplorasi dunia uang baru – dunia yang tidak tampak. Kenapa “tidak tampak”? Karena mata kita tidak bisa melihat cahaya IR karena ada di luar spektrum “terlihat” yang bisa dideteksi oleh mata manusia. Saat kita memotret menggunakan kamera atau film yang dilengkap IR, kita terekspos pada dunia yang kelihatan sangat berbeda dari yang biasa kita lihat. Warna, tekstur, dedaunan dan tanaman, kulit manusia, dan semua benda lain bisa memantulkan sinar IR dengan cara yang unik dan menarik, yang tidak bisa ditiru oleh teknologi semacam Photoshop (benar – Photoshop juga punya keterbatasan). Seperti juga bentuk fotografi lainnya, ini hanya masalah selera.
Sekilas Tentang IR
Fotografi infrared adalah satu jenis fotografi khusus, yang menggunakan film maupun filter, yang punya kepekaan terhadap sinar infrared. Dengan menggunakan sinar semacam ini dalam foto, kita bisa memunculkan efek seperti warna-warna yang sengaja dibuat salah dalam sebuah foto yang sederhana.
Saat kamu mempelajari tentang dasar fotografi infrared, kamu juga harus mencatat bahwa fotografi jenis ini punya kemampuan menembus kabut tipis sehingga hasil foto menjadi lebih jelas. Gelombang fotografi ini juga lebih panjang dibandingkan dengan cahaya yang bisa dilihat mata, sehingga membantu membuat foto lebih jernih meskipun ada polusi atau debu di udara.
Kualitas Sinar IR
Sinar IR yang dipantulkan akan menghasilkan sejumlah efek sureal. Tanaman tampak putih atau nyaris putih. Kulit tampak seputih susu dengan tekstur lembut, meskipun urat-urat yang tampak di permukaan kulit bisa tampak. Mata bisa kelihatan sedikt seperti hantu dengan bagian lensa yang sangat hitam sementara bagian putihnya jadi agak abu-abu. Kain hitam bisa tampak abu-abu atau putih tergantung pada jenis seratnya. Sinar IR bisa menembus kacamata hitam yang, untuk mata manusia, tampak sangat gelap atau seperti cermin. Langit biru juga akan tampak lebih dramatis.
Infrared
Louisville Memorial Gardens East – John Adkins
Pilihan Untuk Fotografi IR
Kamu bisa menggunakan film IR ukuran 35mm seharga sekitar Rp.120 ribu untuk satu rol berisi 36 slide, biasanya MACO IR820C atau Kodak HIE.
Alternatif lainnya adalah memberli filter IR (mirip dengan UV atau polarizing filter) yang dipasang di ujung lensa. Filter IR ini mencegah masuknya sinar yang tampak dan hanya membiarkan sinar IR yang mencapai sensor kamera. Filter ini beragam harganya tergantung pada ukuran dan seberapa banyak spektrum IR yang bisa dibiarkannya lewat. Filter IR yang paling populer adalah Hoya R72.
Pilihan terakhir adalah kamera yang dibuat khusus untuk fotografi IR, yang memiliki sensor yang sangat peka terhadap radiasi inframerah. Kadang-kadang kamera jenis ini juga punya “IR Cut-off Filter” atau “Hot Mirror” untuk menghalangi radiasi yang bisa mempengaruhi foto.
Penggunaannya
Meskipun fotografi digital dan HDR sekarang sudah sangat umum digunakan, tapi fotografi inframerah masih tetap digemari. Untuk beberapa jenis penggunaannya, fotografi IR masih dianggap sebagai pilihan terbaik.
- Salah satu penggunaannya yang paling penting adalah untuk memotret di ruangan yang benar-benar gelap.
- Memotret binatang liar di malam hari.
- Menghasilkan penampilan yang berkapur pada foto yang menggunakan IR di luar atau dalam ruangan dengan cahaya yang minimal.
Artikel ini hanyalah pengenalan sekilas tentang fotografi infrared. Masih ada banyak sekali yang harus dipelajari saat benar-benar serius mempelajarinya, dan akan kita bedah satu per satu pada post-post berikutnya.

Penulis : allophelia

Memahami Hue, Saturation, dan Lightness

Memahami Hue, Saturation, dan Lightness


Karena kita berhubungan dengan fotografi dan software editornya hampir setiap hari, maka kita juga pasti mengakrabi salah beberapa elemen penting ini di dalamnya : hue, saturation, dan lightness. Selain tiga elemen ini, Fotonela juga sudah pernah membahas tentang kontras. Mungkin kamu jarang memperhatikan tiga elemen yang saling berhubungan ini, tapi sebenarnya mereka bisa memberikan efek besar saat kamu memperbaiki foto di editor. Meskipun mereka datang satu paket, tapi masing-masing bisa diatur sendiri. Lalu bersama-sama mereka bisa menolong kita mendapatkan warna dengan ketepatan yang tinggi.
Hue adalah apa yang biasanya kita sebut sebagai ‘warna’ dalam bahasa sehari-hari. Untuk pelukis, istilah ‘hue’ berarti kombinasi dari warna-warna dasar; dengan kata lain, merah, hijau, biru atau kuning (RGB). Sementara fotografer biasanya membayangkan hue sebagai satu warna tertentu.
Saturation menunjukkan intensitas dari hue. Warna-warna dasar yang terang adalah warna dengan saturation tinggi, sementara warna-warna pastel saturation-nya rendah. Monochrome (hitam dan putih) seluruhnya tidak memiliki saturation karena tidak punya intensitas warna di dalamnya.
Lightness (yang kadang-kadang disebut juga sebagai ‘value’ atau ‘tone’) berhubungan dengan tajam atau tidaknya sebuah warna – atau tingkat hitam atau putih pada skala warna. Sebuah warna dengan value yang rendah berarti lebih dekat dengan hitam, sementara yang memiliki value tinggi lebih dekat dengan putih.
lolipop
jika saturation dinaikkan, akan tampak warnanya lebih menyala
jika saturation dinaikkan, akan tampak warnanya lebih menyala
yang dilakukan oleh hue adalah menambahkan atau mengurangi warna-warna dasar. semakin tinggi atau rendah, semakin banyak Biru (Blue) dicampurkan ke dalam warna asli foto
yang dilakukan oleh hue adalah menambahkan atau mengurangi warna-warna dasar. semakin tinggi atau rendah, semakin banyak Biru (Blue) dicampurkan ke dalam warna asli foto
hsl3
lightness akan menambahkan hitam atau putih pada foto asli. semakin ke kiri, semakin banyak hitam. semakin ke kanan, semakin banyak putih.
Fotografer bisanya menggunakan istilah value ‘rendah’ dan ‘tinggi’ untuk mendefinisikan ‘key’ dari sebuah foto. Foto-foto ‘high-key’ mengandung lebih banyak warna terang, sementara foto ‘low-key’ cenderung tinggi di bagian gelap. Baca tentang dua teknik ini di sini.
Lalu bagaimana mengatur ketiga elemen ini untuk mendapatkan warna yang tepat dalam sebuah foto? Sebenarnya pengaturan ketiganya lebih banyak mengandalkan intuisi. Tapi kamu harus selalu memperhatikan warna pada objek semacam warna kulit atau langit. Kenapa? Karena ada titik kewajaran pada keduanya. Jika kamu tidak mengedit dengan tepat, maka warna kulit bisa tampak kehijauan, dan kamu tentu tidak mau ini terjadi. Satu lagi yang paling sering terjadi adalah pengaturan saturation yang berlebihan (terutama pada HDR palsu) yang membuat foto jadi tampak tidak enak dilihat.

Penulis : allophelia

Vignette? Apa Itu?


Vignette? Apa Itu?


Vignette ada dimana-mana di dunia fotografi sekarang dengan banyak sebab. Kamu pasti sudah sering melihatnya di foto-foto bahkan mungkin sudah menggunakannya. Buat yang belum, saya akan ulas di artikel ini.
vignette
Apa itu vignette?
Vignette adalah efek yang muncul di pinggiran foto yang tampak gelap bila dibandingkan dengan bagian tengah. Bisa langsung berupa bayangan tebal atau tergradasi dari yang tipis, pekat atau lembut, tergantung pada jenis vignette-nya.
Efek ini bisa jadi sesuatu yang menguatkan sebuh foto atau malah merusak. Vignette bisa menarik perhatian pada bagian tengah foto, cocok untuk objek semacam portrait, tapi juga bisa membuat sebuah foto terasa berlebihan atau kehilangan kualitas foto karena bagian tepinya.
Jadi, baik ditambahkan secara sengaja atau tidak, efek vignette penting untuk dipahami jenis-jenisnya dan penyebab munculnya dalam sebuah foto.
Vignette mekanis
Ini adalah vignette yang muncul karena sesuatu yang dipasang di pipa lensa sehingga menghalangi cahaya yang masuk. Ini bisa disebabkan oleh pembuatan dan rancangan lensa yang buruk, tapi tidak selalu. Vignette mekanis juga bisa terjadi karena kesalahan pengguna kamera karena pemasangan lens hood yang salah dan tidak sejajar, atau karena menumpuk terlalu banyak filter lensa, atau juga karena sambungan lensa yang buruk dan semacamnya. Ada juga filter lensa yang dibuat untuk secara sengaja menambahkan efek vignette untuk keperluan artistik.
Vignette mekanis bisa menyebabkan gelap total di bagian tepi, dan efek ini biasanya muncul mendadak. Perbaikan untuk vignette semacam ini adalah dengan menurunkan f-stop, yang bisa menghilangkan atau meringankan efeknya, meskipun bukan solusi yang ideal.
Sangat mudah untuk mengetahui apakah vignette mekanis ini jadi masalah atau tidak: lepas semua sambungan lensa dan lihat apakah masih ada efek di tepian foto. Jika masih ada, berarti masalahnya bukan di lensa. Jika hilang, berarti kamu harus memeriksa lagi sambungannya.
Vignette optik
Ini disebabkan oleh tambahan kaca pada lensa, seperti lensa telephoto, macro, wide angle, dan sebagainya. Setiap tambahan kaca lensa akan mempersempit bukaan lensa efektif yang akan membiarkan cahaya masuk. Vignette yang muncul karena sebab ini cenderung lembut dan tergradasi.
Solusinya? Tentu berhati-hati dengan lensa yang kamu beli (baca tentang ini di artikel tentang pemilihan lensa). Lakukanlah riset tentang beberapa lensa dengan hati-hati sebelum kamu membuat pilihan yang mungkin mengecewakan akibat munculnya vignette ini. Juga, pikirkanlah tentang berapa banyak lensa yang kamu tumpuk di kamera. Jangan berlebihan, karena sebagus apapun lensanya, kalau ditumpuk terlalu banyak, kamu bisa saja mendapatkan vignette. Solusi sementara adalah mengurangi f-stop (aperture), sama seperti pada vignette mekanis.
Vignette alami
Yang satu ini berbeda dari dua yang di atas, karena tidak disebabkan oleh terhalangnya cahaya masuk oleh lensa. Tapi karena sensor kamera.
Vignette alami bisa muncul akibat sudut masuknya cahaya yang mengenai sensor, dimana jumlah cahaya yang mengenai pinggiran sensor berkurang dibandingkan dengan pada bagian tengah. Efek ini dan vignette optik, keduanya berkontribusi pada keseluruhan efek yang akan sulit diperbaiki nantinya. Tapi tidak banyak juga yang bisa kamu lakukan untuk menghindarinya. Tapi jangan kuatir, lensa yang dibuat akhir-akhir ini alias lensa modern sudah dilengkapi teknologi untuk mencegah munculnya vignette. Kalaupun ada, akan sangat lembut dan sulit dikenali kecuali oleh mata profesional.
Vignette buatan
Ini, sudah jelas, adalah vignette yang secara sengaja ditambahkan melalui software image editor. Bisa dibuat dalam berbagai warna, meskipun umumnya hitam. Juga dengan tingkat kelembutan yang bermacam tergantung selera fotografer. Semuanya mungkin bila sudah sampai tingkat manipulasi digital. Software juga bisa digunakan baik itu untuk menambahkan atau mengurangi efek vignette yang sudah ada pada foto.
Vignette jenis ini dilakukan oleh fotografer untuk keperluan artistik, biasanya untuk menekankan objek yang ada di bagian tengah. Kita akan bahas tentang cara menambahkan vignette ini nanti di artikel berikutnya.

Penulis : allophelia

Tutorial Photoshop : Membuat Portrait Vintage (Basic)

Tutorial Photoshop : Membuat Portrait Vintage (Basic)



Oh ya, sebelum saya mulai, ada sedikit catatan untuk post tentang tutorial Photoshop. Saya menambahkan (Basic) sebagai keterangan untuk tutorial dasar yang mudah. Untuk bisa mengerjakan yang (Basic) ini, kamu hanya perlu pemahaman tools dasar dari Photoshop.
Oke, sekarang kita mulai tuorialnya. Saya selalu suka menambahkan texture pada portrait. Seringkali hasilnya akan tampak grungy. Tapi tentu tergantung jenis texture yang digunakan. Bentuk dan warnanya akan mempengaruhi hasil akhir. Sekarang, kita akan membuat potret vintage dari foto yang aslinya cerah dan modern.

1. Buka foto di Photoshop

freeimage-4092085-web
Saya mendapat foto cantik ini dari stockfreeimages.com. Saya suka karena tampilannya klasik, tanpa senyum, dan matanya sedikit seperti melamun.

2. Vibrance

texture1
Selanjutnya, kita akan menyesuaikan warna pada foto agar tidak terlalu cerah. Gunakan ‘Vibrance’. Geser slider vibrance ke kiri, begitu juga dengan saturation. Saya memilih angka -50 dan -30 untuk mengurangi warna mata, bibir, dan rona kulit agar tampak lebih pucat.

3. Gradient Map

texture2
Seperti pada efek retro, saya kembali menggunakan gradient ungu & jingga untuk foto ini agar tampak klasik. Ingat, jangan aplikasikan gradient di foto aslinya. Gunakan layer baru melalui pilihan ‘Fill or Adjustment Layer’. Setelah gradient teraplikasi, ganti atribut layer ke ‘Soft Light’ dan kurangi ‘Opacity’ ke 75%.

4. Buka texture di Photoshop

texture3
Sekarang kamu buka texture yang akan ditambahkan ke foto. Saya menggunakan file ‘textura’ ini karena warna, vignette, dan polanya. Sayangnya, saya lupa darimana saya mendapatkannya karena sudah lama sekali tersimpan di komputer :( Setelah terbuka, gunakan ‘Select All (ctrl + A)’ lalu ‘Copy (ctrl + C)’ dan pindahkan ke portrait dengan ‘Paste (ctrl +V)’. INGAT: ukuran texture harus sama dengan ukuran portrait, sehingga ketika di-paste akan pas di dalam frame.

5. Multiply

texture4
Portraitmu sekarang akan sepenuhnya tertutupi texture. Untuk memperbaiki ini, ganti atribut layer texture ke ‘Multiply’. Sekarang portraitmu kembali tampak, tapi wajah model masih samar tertutupi texture. Catatan: ‘Multiply’ digunakan untuk membuat sebuah layer ‘melapisi’ layer di bawahnya sehingga tampilannya tampak lebih melekat.

6. Hapus dan ganti Opacity

texture5
Untuk membuat wajah model kembali muncul, gunakan ‘Eraser Tool’. Pilih soft brush, dan sesuaikan ukurannya dengan area yang akan dibersihkan. Atur opacity brush ke 50% dan flow-nya 30%. Setelah puas dengan proses ‘pembersihan’, atur opacity layer texture ke 80%, dan fill-nya 85% (ini sesuai selera saja. tidak harus di angka yang sama.)

7. Lens Correction

texture6
Kemudian, untuk menambah kesan klasiknya, kita akan tambahkan Vignette di tepian portrait. Untuk ini, kamu harus lebih dulu menyatukan semua layer lewat Layer > Flatten Image, lalu tinggal pilih Filter > Lens Correction > Custom, dan atur vignette sesuai yang kamu suka. Pilihan saya pada pengaturan diatas.

8. Photo Filter

texture7
Terakhir, saya menambahkan Photo Filter Sepia pada keseluruhan portrait untuk sentuhan akhir. Selesai!
vintagebna
Mudah, kan? Saran saya, banyak-banyaklah bereksperimen kalau sudah sampai pada post-processing. Kecuali kamu adalah seorang ‘purist’, jangan takut untuk mengedit foto yang telah kamu buat. Selamat mencoba, ya.
P.S : Kalau kamu perlu texture yang saya gunakan pada tutorial ini, silakan tinggalkan komentar :)

Penulis : allophelia

Editing Dasar Untuk Foto Hitam & Putih

Editing Dasar Untuk Foto Hitam & Putih



Kalau kamu menyimpan file fotomu dalam bentuk RAW, kamu akan punya keuntungan lebih saat mengedit fotomu kemudian. Ini karena ada lebih banyak informasi yang tersimpan (12-28 bit) yang memungkinkan rentang dinamis yang lebih tinggi untuk diedit. Sudah umum diketahui bahwa menyimpan file RAW berarti bisa mendapatkan tambahan 2 stop pada exposure, tergantung pada kondisi saat pemotretan dan setting pada kamera. Ini tentu memberikan kemudahan untuk mendapatkan lebih banyak detil dari sebuah foto. Dengan JPEG atau TIFF, kamu tidak akan mendapat kemewahan ini karena file yang tersimpan otomatis menjadi file 8 bit.
Post-processing dasar untuk sebuah foto biasanya mencakup:
  • Pengaturan exposure (kalau kamu punya file RAW).
  • Memperbaiki white balance.
  • Memperbaiki highlight yang terpotong.
  • Membuka bagian yang gelap.
  • Memperbaiki kontras, jika perlu.
Tapi, dalam fotografi hitam dan putih hanya ada 3 kualitas utama dari sebuah foto yang bisa dikerjakan (seperti yang sudah diulas pada artikel lalu):
  • Rentang tonal
  • Brightness
  • Kontras
Mengubah salah satu dari tiga aspek diatas pasti akan mempengaruhi dua yang lainnya, dan ini tidak bisa dihindari. Jadi tidak ada urutan mana yang harus dikerjakan lebih dulu saat mengedit tiga hal ini. Kamu mungkin harus kembali memperbaiki salah satunya setelah mengedit poin yang lain sebelum akhirnya mendapat hasil yang diinginkan. Histogram adalah alat paling penting yang akan memberimu informasi tentang apa yang harus dikerjakan.

Rentang Tonal

Ini adalah nilai mid-tone yang tersebar antara bagian paling terang ke yang paling gelap dalam sebuah foto. Semakin lebar rentangnya, semakin banyak kontrasnya, dan semakin banyak nilai mid-tone yang muncul dalam foto.
Idealnya, skala tonal dalam fotomu akan tepat mengisi rentang dinamis yang bisa ditangkap oleh kameramu dengan titik putih dan hitam dalam foto jatuh tepat di titik hitam dan putih dalam histogram yang berarti exposurenya sempurna. Tapi, sayangnya, hal ini sangat jarang terjadi.
Bila bagian highlight terpotong, kamu akan mendapatkan foto dengan banyak bagian gelap yang hilang. Kalau kamu menggunakan file RAW, ada kemungkinan untuk mendapatkan kembali detil yang hilang, sampai sekitar setengah atau satu stop. Bagian gelap juga bisa diperbaiki, tapi hanya sampai titik tertentu sebelum noise mulai bermunculan.

Brightness

Adalah perbedaan cahaya dari yang paling gelap sampai yang paling terang , atau secara sederhana tingkat intensitas cahaya pada sebuah lokasi.
Mengedit brightness dari sebuah foto pada saat post-processing berarti mengubah nilai mid-tone naik atau turun tanpa mempengaruhi titik hitam dan putih dari foto tersebut. Perbedaan antara mengatur exposure dan mengatur brightness adalah, bahwa exposure bisa memotong highlight dan shadow, sementara brightness hanya akan menggerakkan bagian tengah tone tanpa mengganggu highlight dan shadow.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa jika kamu terlalu banyak menggerakkan slider brightness, foto akan tampak datar.

Kontras

kondisi awal foto sebelum dilakukan perbaikan kontras
kondisi awal foto sebelum dilakukan perbaikan kontras
Adalah rentang tone di seluruh foto, mulai dari yang paling terang sampai yang paling gelap. Cara umum menaikkan kontras, dari sejak jaman film dan kamar gelap, adalah menerapkan apa yang disebut S-curve. Untuk melakukan ini, kamu hanya perlu memilih satu poin pada bagian paling terang (pada tool curve di Photoshop) lalu menggesernya ke tempat yang lebih terang. Kemudian pilih titik lain di bagian yang lebih gelap lalu geser ke bagian yang lebih gelap lagi. Maka kamu sudah membuat S-curve.
foto setelah kontras dinaikkan melalui penerapan S-curve pada histogram
foto setelah kontras dinaikkan melalui penerapan S-curve pada histogram
Kebalikannya, yaitu mengurangi kontras, dilakukan dengan membalik S-curve ini. Untuk melakukannya, pilih satu titik di bagian terang dan tarik ke bagian gelap. Pilih titik lain di bagian gelap, dan geser ke bagian terang. Selesai.
foto dengan pengurangan kontras yang menggunakan kebalikan dari S-curve
foto dengan pengurangan kontras yang menggunakan kebalikan dari S-curve

Penulis : allophelia

Fotografi Sepia dan Nostalgia

Fotografi Sepia dan Nostalgia



sepia
Ketika memikirkan fotografi monochrome, biasanya yang terpikir adalah foto hitam & putih, padahal ada pilihan lain yang tidak kalah populernya; fotografi sepia. Jika foto hitam & putih mengeksplorasi grayscale, maka sepia ada di area coklat. Jika grayscale membawa kita pada perasaan klasik, kuat, berkarakter, maka sepia menawarkan perasaan yang lebih hangat dan lembut serta memberi sentuhan nostalgia seperti pada foto-foto dari abad ke-19.
Dulu, ketika belum ada kamera digital, pewarnaan sepia ini dilakukan di kamar gelap pada foto yang aslinya hitam & putih dengan menggunakan cairan kimia khusus. Prosesnya panjang dan aroma cairan kimianya cukup tajam. Tapi sekarang, semua orang bisa membuat foto sepia dengan mudah dan praktis lewat ‘kamar gelap digital’ yang adalah image editor. Bahkan kamera modern sudah bisa memasang filter sepia ini saat pemotretan berlangsung, sehingga fotografer bisa langsung melihat apakah foto yang diambilnya cocok menggunakan warna sepia atau tidak.
Meskipun sepia, seperti juga fotografi hitam & putih, sangat universal – tapi tidak semua foto bisa dirubah dengan aman ke area coklat ini. Beberapa landscape seperti pemandangan saat sunset misalnya, bagus bila menggunakan filter sepia. Kebanyakan still life dan arsitektur juga cocok menggunakan warna ini. Portrait adalah yang paling umum menggunakan pewarnaan sepia, tapi tidak lazim untuk food photography. Jadi saat kamu mencoba menggunakan warna ini pada foto, selera dan sisi artistik akan berperan banyak.
Sama seperti fotografi hitam & putih, sepia bisa sangat fleksibel dalam editing. Ketika kamu membuat foto jenis ini dalam kamera, kamu masih bisa menyesuaikan lagi kontras, brightness, dan olahan digital lanjut lainnya. Ini bisa dengan mudah kamu lakukan melalui editor sejenis Photoshop dan Pixlr. Jika kamu menggunakan teknik pewarnaan ini dengan tepat, maka kamu akan punya foto yang abadi dan tidak ‘berusia’. Selalu indah dinikmati sekarang dan nanti, bahkan bisa disandingkan dengan foto jaman dulu milik kakek dan nenekmu. Foto-foto sepia yang elegan selalu bagus untuk penghias dinding atau mengisi bingkai klasik.
Rose in Sepia
Rose in Sepia – Isuffy
Sepia toned Glasgow
Sepia-Toned Glasgow – Hugh Spicer

Penulis : allophelia

Menambahkan Vignette Dengan Tepat Pada Foto


Menambahkan Vignette Dengan Tepat Pada Foto

Untuk apa vignette ditambahkan?
Sebelum kita mulai, kita lihat sekilas lagi tentang apa itu vignette:
Vignette adalah sebuah teknik yang digunakan untuk membingkai objek. Pada awalnya, ini adalah dekorasi semacam motif sulur di sekeliling halaman buku. Tapi dalam istilah fotografi, biasanya berarti menambahkan gradasi warna, baik itu teran atau gelap di sekeliling foto dengan bermacam tingkatan agar bagian tengah lebih menonjol.
Vignette bisa dibuat melalui bermacam cara. Yang alami adalah melalui sensor kamera, yang mungkin sengaja atau tidak terjadi. Bisa juga dibuat secara mudah melalui bermacam editor foto, atau dengan menggunakan lensa dan filter khusus.
Vignette Hitam
contoh penggunaan vignette hitam. dalam foto ini vignette akan memberi efek terpusat pada lorong.
contoh penggunaan vignette hitam. dalam foto ini vignette akan memberi efek terpusat pada lorong.
Ini adalah jenis vignette klasik – atau pada kebanyakan foto jadi tampak klise karena kadang terlalu berlebihan. Vignette hitam adalah cara termudah untuk menonjolkan objek, terutama dengan latar belakang yang ramai dimana objek utama bisa kelihatan samar. Efek ini juga bisa digunakan sebagai ‘drama’ untuk sebuah foto, atau rasa nostalgia pada – terutama – jenis portrait. Jika digunakan secara berlebih mungkin malah akan tampak menekan objek dan foto jadi terlalu gelap, meskipun mungkin ada juga yang memang sengaja melakukannya. Foto hitam putih yang kontras atau yang tingkat saturasinya tinggi cocok bila ditambahi vignette.
Vignette hitam bisa digunakan untuk memperbaiki keseimbangan foto. Jika satu sisi tampak terlalu gelap, maka bisa diseimbangkan dengan menambahkan gradasi hitam di sisi lain sehingga tampak seperti lingkaran vignette penuh.
Vignette Putih
vignette putih tergradasi dalam foto ini, tapi juga tampak seperti lapisan yang akhirnya memberi semacam 'kabut' yang melembutkan.
vignette putih tergradasi dalam foto ini, tapi juga tampak seperti lapisan yang akhirnya memberi semacam ‘kabut’ yang melembutkan.
Vignette jenis ini tidak sepopuler yang hitam meskipun tidak berarti kurang efektif. Vignette putih cenderung bagus untuk foto-foto yang memang sudah terang, misalnya hari cerah di pantai. Foto dengan saturasi warna rendah dan background yang cenderung sepi juga bagus untuk vignette putih ini. Bila digunakan dengan tepat akan memberi rasa lapang, luas, memberikan rasa positif dan terbuka.
Seperti juga yang hitam, vignette putih bisa ditambahkan untuk menyeimbangkan foto. Jika ada lens flare di satu sudut foto, maka bisa ditekan dengan penambahan vignette putih. Efek ini juga bisa memberi rasa ‘dreamy’ pada sebuah foto. Melembutkan.
Vignette Jenis Lain
ini adalah contoh penggunaan vignette berwarna yang tidak seluruhnya mengelilingi foto tapi hanya di sudut kiri atas dan kanan bawah.
ini adalah contoh penggunaan vignette berwarna yang tidak seluruhnya mengelilingi foto tapi hanya di sudut kiri atas dan kanan bawah.
Ada juga jenis-jenis vignette lain yang bisa digunakan kalau kamu ingin mencobanya.
Tipe populer lainnya adalah gradasi warna transparan yang cocok untuk membuat objek yang penuh warna jadi lebih menonjol bila berdiri di depan latar belakang yang polos tanpa mengurangi detil dalam foto seperti yang biasa terjadi pada vignette yang gelap.
Vignette ditambahkan untuk keperluan artistik, sehingga penggunaanya menjadi sangat relatif tergantung pada selera fotografer yang megedit fotonya. Sekarang kamu tidak harus menggunakan editor yang kompleks semacam Photoshop atau GIMP untuk menambahkan vignette. PhotoScape dan Pixlr sudah menyediakan efek ini dan penerapannya pada foto sangat mudah. Bahkan kamu tidak perlu punya keahlian olah digital untuk mencobanya.
Vignette modern juga tidak melulu penuh mengelilingi foto. Kamu bisa menambahkannya horizontal di atas dan bawah foto, atau cukup di satu sudut. Bereksperimenla dan lihat hasilnya untuk menentukan apakah ini adalah gaya fotografi yang kamu suka.

Penulis : allophelia