Rabu, 09 Oktober 2013

NIKON ,harga dan spesifikasi

Type Spesifikasi  Harga  Discount
Nikon D3200 Lensa Kit 18-55mm – 24.2 MP – Merah + Memory SDHC 8GB + Tas DSLR + Kamera Kit 24.2 Kamera 3″ TFT LCD Lensa 18-55mm VRGunakan kode voucher NIKOND3200 untuk diskon Rp 470.000      6.629.000 CHECK
Nikon D5200 Lensa Kit 18-55mm – 24.1 MP – Hitam + Memori SDHC 8GB + Tas Lowepro + Voucher Rp 1.100.000 24.1 MP Kamera 3” Layar Vari-Angle Lensa Kit 18-55 mmGunakan kode voucher NIKOND5200 untuk diskon Rp 1.100.000      8.699.000 CHECK
Nikon D3200 – Lensa Kit 18-55mm – 24.2 MP – Merah + Memori SDHC 8 GB 24.2 Megapiksel3″ TFT LCDLensa 18-55mmKualitas Video Full HDActive D-LightingGunakan kode voucher NIKOND3200 untuk diskon Rp 470.000      6.999.000 CHECK
Nikon D5200 Lensa Kit 18-55mm – 24.1 MP – Hitam + Memori SDHC 8 GB 24.1 MP Kamera3” Layar Vari-AngleLensa Kit 18-55 mmGunakan kode voucher NIKOND5200 untuk diskon Rp 1.100.000      8.669.000 CHECK
Nikon D5200 Lensa Kit 18-55mm – 24.1 MP – Cokelat + Memori SDHC 8 GB + Voucher Rp 1.100.000 24.1 MP Kamera 3” Layar Vari-Angle Lensa Kit 18-55 mmGunakan kode voucher NIKOND5200 untuk diskon Rp 1.100.000      8.669.000 CHECK
Nikon D800 Body Only – 36.3 MP – Hitam + Memori SDHC 8 GB 36.3 MP Kamera 3.2” LCD Body OnlyGunakan kode voucher NIKOND800 untuk diskon Rp 3.000.000Stok Terbatas    31.999.000 CHECK
Sumber Harga : Lazada

Tips Memilih dan Membeli Kamera DSLR untuk Pemula

Kamera DSLR untuk Pemula

Tips Memilih dan Membeli Kamera DSLR untuk Pemula Bidang fotografi menjadi sebuah hobby yang banyak diminati masyarakat pada saat ini. Untuk memenuhi hobby tersebut tentu dibutuhkan peralatan yang mendukung. Salah satunya adalah kamera, di era digital saat ini banyak sekali produsen yang menawarkan produk mereka dengan berbagai fitur dan aksesoris  yang melengkapi sebuah kamera. 

Bagi kita yang masih pemula, tentu akan merasa bingung dalam menentukan kamera mana yang pas dan sesuai dengan kebutuhan kita sebagai pemula. Oleh karena itulah saya menulis artikel ini sebagai panduan dalam memilih membeli kamera DSLR untuk pemula.
Berikut sedikit ulasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kita ingin membeli kamera DSLR:

1. Kebutuhan dan Budget


Hal yang harus diutamakan adalah kebutuhan, bagi pemula sebaiknya jangan memilih kamera DSLR dengan budget yang mahal. Karena sekali lagi, kebutuhan anda adalah untuk belajar. Disarankan untuk membeli kamera dengan harga standar dan fitur yang tidak terlalu rumit, sehingga dapat memudahkan anda dalam proses belajar memotret. Ketika anda sudah merasa lebih mahir, silahkan memilih kamera yang lebih canggih.



2. Sensor


Sensor secara  umum terbagi dalam 3 kategori, yaitu fullframe, APS-C dan Four-Thirds. Dapat dijelaskan bahwa Kamera DSLR full frame adalah kamera DSLR yang memiliki ukuran sensor yang ukurannya sama dengan ukuran film pada kamera analog. Jadi apa yang anda lihat di viewfinder ketika memotret, maka akan seperti itu lah hasil fotonya. Tanpa ada bagian yang ter-crop.



Kamera dengan sensor APS-C memiliki ukuran sensor yang cenderung lebih kecil.  Resikonya adalah, akan ada beberapa bagian foto yang hilang atau di crop karena ukuran gambar di sensor tidak sama seperti yang anda lihat di viewfinder. Namun keuntungannya adalah harga yang lebih murah dan kamera body akan terasa lebih ringan. 



Kamera dengan sensor Four-Thirds. Jenis ini adalah yang paling populer saat ini. Dengan ukuran sensor yang lebih kecil dari sensor APS-C, maka ukuran body akan  menjadi lebih kecil serta lebih ringan. Sehingga mudah dibawa kemana-mana. Kualitas gambar yang dihasilkan pun tetap sama.



Contoh kamera berdasarkan ukuran sensor:



Full frame:
Nikon D600, Canon 5D mark III, Nikon D4, Nikon D700, Nikon D800, Sony A99.


Crop sensor APS-C :

 Sony SLT A37/A57, Canon Nikon D3000/D3200/D90/D7000, 600D/650D/60D/7D, Sony A390.



Four-Thirds :
Sony NEX, Fuji XE-1, Canon EOS-M, Olympus EPL/EPM/EP, Nikon J1/V1Panasonic GF.


3. Resolusi


Apabila anda memiliki rencana untuk mencetak foto dengan ukuran yang besar, ada baiknya anda membeli kamera yang memiiki resolusi besar sehingga cetakan foto yang dihasilkan juga bisa dimaksimalkan  sesuai dengan keinginan anda.


Namun apabila anda hanya ingin menceak foto dalam ukuran yang umum aau hanya untuk kebutuhan dunia maya (website/sosial media) idak perlu memilih kamera dengan resolusi yang tinggi. Yang sedang-sedang sajaaaa ~



4. ISO


Fitur yang juga harus diperhatikan pada kamera DSLR untuk pemula adalah ISO. ISO sangat dibutuhkan untuk memotret pada kondisi cahaya minim atau di tempat gelap.

Semakin tinggi ISO maka akan semakin sensitif terhadap cahaya. Untuk pembahasan mengenai ISO anda dapat lihat Di sini



5. Shutter Speed/Kecepatan  Rana


Kamera DSLR untu pemula tentu memiliki kecepatan yang lebih baik daripada kamera pocket, meskipun kamera pocket tersebut berharga lebih mahal.

Shutter speed akan dangat diperlukan apabila anda memiliki kebutuhan dalam memotret objek yang bergerak misalnya mobil yang sedang melaju atau lah raga lari, dan sebagainya. Untuk pembahasan lebih jauh mengenai Shutter speed anda dapat lihat Di sini



6. Image Stabilizer


Bagi pemula yang ingin membeli kamera DSLR juga harus memperhatikan antishake systems pada kamera.  Sebagai pemula tentu belum mengetahui cara yang baik dalam memotret, sehingga terkadang hasil foto dapat terjadi “shake” atau goyang dan bahkan blur. Fasilitas image stabilizer dirancang untuk mencegah terjadinya blur atau shake pada foto, sangat membantu bagi para pemula.

7. Ukuran dan Model


Pertimbangkanlah Ukuran kamera DSLR yang ingin anda beli. Ukuran Kamera DSLR memang kebanyakan besar, namun ada beberapa kamera DSLR yang memiliki ukuran lebih kecil dan ringan. Jika anda adalah fotografer yang suka traveling, pertimbangkan kamera dengan ukuran body yang kecil sehingga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Jenis kamera Four-Thirds dapat menjadi pilihan karena ukurannya yang simpel dan mudah untuk dibawa kemana-mana karena lebih ringan.

Itulah beberapa tips yang bisa saya bagikan kepada anda.
Semoga artikel ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam membeli kamera DSLR untuk pemula.

Cara Setting kamera DSLR | Ala Pemula

Cara Setting kamera DSLR | Ala Pemula, Memiliki kamera DSLR meskipun dengan spec paling minimal seperti Nikon D1000 atau yang lainya memang menjadi kebanggaan tersendiri, apalagi kamera canggih seperti Canon EOS 5D. Kamera Digital SLR memang sangat digemari para kalangan pecinta fotografi karena dengan kamera ini sudah dapat menghasilkan gambar yang bagus, jernih serta berkelas jika dapat mengunakannya secara maksimal. Memang kreatifitas memfoto ini menjadi suatu keahlian yang tidak ada habisnya, 1 obyek foto saja mampu menghasilkan beragam hasil foto yang berbeda apalagi dengan kemampuan yang berbeda. Mari kita pelajari dahulu bagi para pemula khsusnya yang baru menerjuni bidang fotografi tentunya perkenalan perkenalan seperti fungsi dari ISO, Aparture Sutter Speed

Cara Setting kamera DSLR | Ala Pemula, Kamera DSLR memang kamera yang memiliki beragam kreatifitas yang dapat dikembangkan oleh pengunanya, bahkan beberapa kamera terbaru katanya tidak akan pernah habis untuk digali keampuanya untuk menghasilkan foto yang menajubkan. Keahlian mengatur serta memahami fungsi pengaturan kamera menjadi suatu yang penting untuk diperhatikan dan untuk mengahasilkan foto yang maksimal seperti yang anda harapkan.
Cara Setting kamera DSLR | Ala Pemula,
Kualitas Gambar
Apakah anda pernah memperhatikan format file yang kalian gunakan dalam memotret? Apakah anda lebih memilih menggunakan format RAW daripada JPEG? Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan paska produksi atau editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
Gunakan ISO antara 100 sampai 400, dan cobalah untuk mendapatkan sensitifitas cahaya paling renda. Beberapa kamera digital akan menghasilkan Noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir
Ketika membicarakan White Balance, anda bisa membiarkannya otomatis, tetapi jika anda telah percaya diri perihal penggunaanya sesuai dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka silahkan kalian atur lebih detail, seperti ke Tungsten atau Cloudy

Key ControlAperture dan Shutter Speed bisa dikatakan sangat krusial. Dampak kombinasi dari Dua pengaturan ini tidak hanya pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa, tetapi juga pada bagaimana foto kalian akan dihasilkan.
Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam, jika anda memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka anda harus menggunakan Aperture lebar (contoh: f/2.8), dan begitu juga sebaliknya.
Shutter Speed mengontrol apakah obyek gerak terekam 'freeze' atau blur (baca artikel: Bagaimana membuat foto Blur). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.

Setting Kamera DigitalPengaturan Mode Exposure yang Tepat
Kamera DSLR memberikan beberapa fitur mode exposure, dari full otomatis seperti yang ada di kamera saku, sampai ke full manual. Dua mode semi-otomatis yang paling populer dalam memberikan sisi kreatifitas adalah Aperture Priority dan Shutter Priority.
Aperture Priority memungkinkan kalian untuk memilih Aperture sesuai keinginan, dan kamera memilih Shutter Speed yang dibutuhkan secara otomatis. Pilih Shutter Priority jika kalian sudah mengetahui berapa kecepatan Shutter yang akan digunakan, dan kamera akan menangani pemilihan aperture untuk mendapatkan exposure yang pas. Sederhana bukan?

Gunakan Metering yang TepatMode Metering akan tergantung pada kamera serta merk-nya, tetapi ada tiga macam metering yang umum terdapat pada sebuah kamera DSLR yaitu: Multi-zone, Centre-Weighted Average dan Spot. Mode Multi-Zone membaca cahaya dari keseluruhan area. Sangat cocok untuk kebutuhan sehari-hari dan akurat untuk kebanyakan situasi. Centre-Weighted Average membaca sebanyak sekitar 70% dari tengah frame, ideal untuk mengambil gambar Portrait. Metering Spot membaca hanya sebatas area kecil, oleh kerena itu metering ini sedikit sulit diaplikasikan oleh fotografer pemula.

Pengaturan AF dan Mode DriveKamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus. Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual.
Mode Drives memungkinkan kita untuk menentukan apakah kita akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter.

 
dikutip dari sumber :infotografi.com

SETTING DSLR


SETTING DSLR ANDA


Optimalkan setting  manual pada kamera anda

Biasa jadi semenjak pertama seseorang membeli kamera digital, mode yang senantiasa dipakainya untuk memotret adalah mode AUTO. Alasan pertama karena mode ini memang menjadi mode yang paling mudah dipakai dan relatif bisa diandalkan pada berbagai macam situasi tanpa takut hasil fotonya akan mengecewakan. Alasan kedua mungkin karena kebetulan pada kamera digital itu hanya tersedia mode AUTO saja, sehingga ‘terpaksa’ tidak bisa berkreasi lebih jauh dengan mode manual. Memang pada umumnya kamera digital berjenis point-and-shoot dirancang amat simpel dan tidak dilengkapi dengan banyak fitur manual layaknya kamera prosumer. Namun bagi anda yang memiliki kamera dengan fitur manual, masihkah anda tetap memakai mode AUTO setiap saat?
Artikel ini akan mengajak anda untuk mengoptimalkan fitur-fitur manual yang ada pada kamera digital anda. Sebagai langkah awal, pertama tentunya adalah kenali dulu fitur manual apa saja yang tersedia di kamera anda, mengingat tiap kamera memiliki spesifikasi yang berbeda. Coba kenali dan periksa kembali spesifikasi kamera anda, akan lebih baik bila semua fitur manual di bawah ini tersedia pada kamera anda :
  • Manual sensitivity/ISO, artinya pada kamera tersedia pilihan untuk menentukan nilai sensitivitas sensor/ISO mulai dari AUTO, 100, 200, 400 hingga 1600. Ada kamera yang bahkan untuk menentukan nilai ISO sepenuhnya adalah AUTO, ada kamera yang nilai ISO terendahnya di 50, dan ada kamera yang sanggup mencapai ISO amat tinggi (3200, 6400 hingga 10000). Artikel soal ISO ini pernah saya buat disini.
  • Advance Shooting Mode : P (Program), A (Aperture Priority), S (Shutter Priority), M (Manual). Lebih lanjut akan kita bahas nanti.
  • Exposure Compensation (Ev), digunakan untuk mengkompensasi eksposure ke arah terang atau gelap. Apabila eksposure yang ditentukan oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita, fitur ini dapat membantu. Naikkan Ev ke arah positif untuk membuat foto lebih terang dan turunkan untuk mendapat foto yang lebih gelap. Biasanya tingkatan/step nilai Ev ini dibuat dalam kelipatan 1/3 atau 1/2 step.
  • Manual focus, suatu fitur yang tidak begitu banyak dijumpai di kamera saku. Berguna apabila auto fokus pada kamera gagal mencari fokus yang dimaksud, seperti pada objek foto yang tidak punya cukup kontras untuk kamera mengunci fokus (karena kerja auto fokus kamera berdasar pada deteksi kontras).
  • Manual White Balance, untuk mendapatkan temperatur warna yang sesuai dengan aslinya. Bermacam sumber cahaya yang berlainan sumbernya memiliki temperatur warna (dinyatakan dalam Kelvin) berbeda-beda, sehingga kesalahan dalam mengenal sumber cahaya akan membuat warna putih menjdi terlalu biru atau terlalu merah. Umumnya semua kamera digital termasuk kamera ponsel telah memiliki fitur auto White Balance yang bisa beradaptasi pada berbagai sumber cahaya. Namun sebaiknya kamera anda memiliki keleluasaan untuk mengatur White Balance secara manual seperti Daylight, Cloudy, Tungsten, Flourescent dan manual adjust.
  • Flash intensity level, berguna untuk mengubah-ubah kekuatan cahaya dari lampu kilat pada kamera. Hal ini kadang berguna saat hasil foto yang diambil dengan lampu kilat ternyata terlalu terang atau justru kurang terang.
Fitur manual manakah yang paling berdampak langsung pada kualitas hasil foto? Karena fotografi adalah permainan cahaya (exposure) dimana tiga unsur pada kamera yang menentukan adalah Shutter speed (kecepatan rana), Aperture (diafragma) dan ISO, maka fitur manual paling penting menurut saya adalah fitur manual P/A/S/M dan fitur manual ISO (sejauh yang saya amati, apabila sebuah kamera telah memiliki fitur P/A/S/M, maka kamera tersebut juga telah memiliki fitur manual ISO). Pada prinsipnya, kamera (dan fotografer) akan berupaya untuk menghasilkan sebuah foto yang memiliki eksposure yang tepat. Artinya, foto yang dihasilkan semestinya tidak boleh terlalu gelap atau terlalu terang. Gelap terangnya foto yang dibuat oleh kamera ditentukan dari ketiga faktor tadi, dimana :
  • shutter bertugas mengatur berapa lama cahaya akan mengenai sensor (atau film pada kamera analog), dinyatakan dalam satuan detik. Semakin singkat kecepatan shutter maka semakin sedikit cahaya yang masuk, dan demikian pula sebaliknya. Biasanya kamera memiliki kecepatan shutter mulai dari 30 detik hingga 1/4000 detik.
  • aperture memiliki tugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa (dengan memperbesar atau memperkecil ukuran difragma), dinyatakan dalam f-number berupa skala pecahan mulai yang terbesar hingga terkecil (contoh : f/2.8, f/3.5, f/8 dsb). Nilai f-number kecil menandakan bukaan diafragma besar, sedang nilai f besar menunjukkan bukaan diafragma kecil. Nilai maksimum dan minimum dari diafragma suatu kamera ditentukan dari lensanya, dan nilai ini akan berubah seiring dengan perubahan jarak fokal lensa.
  • ISO menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya sehingga semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka terhadap cahaya meski dengan resiko meningkatnya noise pada foto. Faktor ISO ini menjadi pelengkap komponen eksposure selain shutter dan aperture, terutama saat kombinasi shutter dan aperture belum berhasil mendapatkan nilai eksposure yang tepat.
Pada kamera terdapat suatu alat ukur cahaya yang fungsinya amat penting dalam menentukan eksposure yang tepat. Alat ukur ini dinamakan light-meter, fungsinya adalah untuk mengukur cahaya yang memasuki lensa, biasa disebut dengan metering (biasanya terdapat dua macam pilihan metering pada kamera, yaitu average/multi segment/matrix dan center weight/spot). Hasil pengukuran ini dikirimkan ke prosesor di dalam kamera dan digunakan untuk menentukan berapa nilai eksposure yang tepat. Setidaknya inilah cara kerja semua kamera yang diopersikan secara otomatis melalui mode AUTO.
Tidak semua foto yang diambil memakai mode AUTO memberikan hasil eksposure yang memuaskan. Terkadang nilai shutter dan aperture yang ditentukan secara otomatis oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita. Untuk itu keberadaan fitur manual P/A/S/M dapat membantu mewujudkan kreatifitas kita dan pada akhirnya bisa membuat foto yang lebih baik.
Inilah hal-hal yang bisa anda lakukan dengan fitur manual eksposure P/A/S/M pada kamera anda :
  1. Program mode (P). Huruf P disini kadang artinya diplesetkan sebagai ‘Pemula’ karena sebenarnya di mode ini hampir sama seperti memakai mode AUTO (oleh karena itu mode P ini relatif aman untuk dipakai sebagai mode standar sehari-hari). Bila pada mode AUTO semua parameter ditentukan secara otomatis oleh kamera, maka pada mode P ini meski kamera masih menentukan nilai shutter dan aperture secara otomatis, namun kita punya kebebasan mengatur nilai ISO, white balance, mode lampu kilat dan Exposure Compensation (Ev). Tampaknya tidak ada yang istimewa di mode P ini, tapi tunggu dulu, beberapa kamera ada yang membuat mode P ini lebih fleksibel dengan kemampuan program-shift. Dengan adanya program-shift ini maka kita bisa merubah variasi nilai pasangan shutter-aperture yang mungkin namun tetap memberikan eksposure yang tepat (konsep reciprocity) . Bila kamera anda memungkinkan program-shift pada mode P ini, cobalah berkrerasi dengan berbagai variasi pasangan nilai shutter-aperture yang berbeda dan temukan perbedaannya.
  2. Aperture-priority mode (A, atau Av). Mode ini optimal untuk mengontrol depth-of-field (DOF) dari suatu foto, dengan cara mengatur nilai bukaan diafragma lensa (sementara kamera akan menentukan nilai shutter yang sesuai). Aturlah diafragma ke bukaan maksimal (nilai f kecil) untuk mendapat foto yang DOFnya sempit (objek tajam sementara latar belakang blur) dan sebaliknya kecilkan nilai diafragma (nilai f tinggi) untuk mendapat foto yang tajam baik objek maupun latarnya. Biasanya pada lensa kamera saku, bukaan diafragma maksimal di f/2.8 (pada saat wide maksimum) dan bukaan terkecil berkisar di f/9 hingga f/11 (tergantung spesifikasi lensanya). Namun dalam situasi kurang cahaya, memperkecil diafragma akan membuat eksposure jadi gelap, untuk itu biarkan nilai diafragma pada posisi maksimal saat memotret di tempat yang kurang cahaya.
    Aperture priority mode pada DSLR
  3. Shutter-priority mode (S, atau Tv). Mode ini kebalikan dari mode A/Av, dimana kita yang menentukan kecepatan shutter sementara kamera akan mencarikan nilai bukaan diafragma yang terbaik. Mode ini berguna untuk membuat foto yang beku (freeze) atau blur dari benda yang bergerak. Dengan memakai shutter amat cepat, kita bisa menangkap gerakan beku dari suatu momen olahraga, misalnya. Sebaliknya untuk membuat kesan blur dari suatu gerakan (seperti jejak lampu kendaraan di malam hari) bisa dengan memakai shutter lambat. Memakai shutter lambat juga bermanfaat untuk memotret low-light apabila sumber cahaya yang ada kurang mencukupi sehingga diperlukan waktu cukup lama untuk kamera menangkap cahaya. Yang perlu diingat saat memakai shutter cepat, cahaya harus cukup banyak sehingga hasil foto tidak gelap. Sebaliknya saat memakai shutter lambat, resiko foto blur akibat getaran tangan akan semakin tinggi bila kecepatan shutter diturunkan. Untuk itu gunakan fitur image stabilizer (bila ada) atau gunakan tripod. Sebagai catatan saya, nilai kecepatan shutter mulai saya anggap rendah dan cenderung dapat mengalami blur karena getaran tangan adalah sekitar 1/30 detik, meski ini juga tergantung dari cara dan kebiasaan kita memotret serta posisi jarak fokal lensa. Pada kecepatan shutter sangat rendah di 1/8 detik, pemakaian stabilizer sudah tidak efektif lagi dan sebaiknya gunakan tripod.
  4. Manual mode (M). Di level mode full-manual ini, fotograferlah yang bertugas sebagai penentu baik nilai shutter dan aperture. Light-meter pada kamera tetap berfungsi, namun tidak digunakan untuk mengatur nilai eksposure secara otomatik melainkan hanya sebagai pembanding seberapa jauh eksposure yang kita atur mendekati eksposure yang diukur oleh kamera. Di mode ini dibutuhkan pemahaman akan eksposure yang baik, dalam arti fotografer harus mampu untuk mengenal kondisi cahaya pada saat itu dan dapat membayangkan berapa nilai shutter dan aperture yang diperlukan. Bila variasi kedua parameter ini tidak tepat, niscaya foto yang dihasilkan akan terlalu terang atau terlalu gelap. Namun bila sukses memakai mode manual ini, kita bisa mendapat foto yang memiliki eksposure yang baik melebihi foto yang diambil dengan mode AUTO, Program, Aperture-priority ataupun Shutter-priority. Contohnya pada saat mengambil foto sunset di pantai dimana dibutuhkan feeling yang tepat akan eksposure yang diinginkan.
Dengan memahami fungsi-fungsi dari sitting manual pada kamera, diharapkan kita mau mencoba-coba berkrea dengan setting tersebut dan mendapat hasil yang memuaskan. Selamat berkeria