5 Tips Membuat Foto Tekstur
Memotret tekstur kadang-kadang bisa jadi tantangan, karena komposisi, cahaya dan kedalaman di dalamnya bekerja dengan cara yang berbeda dari, katakanlah, landscape. Pada fotografi tekstur, semuanya tentang pola, warna dan kedalaman, dan setiap detil dari sebuah tekstur memainkan peran penting dalam membangun keseluruhan persepsi. Kombinasi dari detil, pola, warna,dan kedalaman yang baik – semuanya memberi kontribusi untuk hasil tekstur yang indah. Berikut beberapa tips memotret tekstur:
1. Carilah sebuah tekstur
Jelas sekali, karena untuk memotret sebuah tekstur kita harus menemukannya lebih dulu. Menemukan tekstur yang sederhana tidaklah sulit. Ia ada di sekeliling kita dan kamu tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mencarinya – kamu bisa memotret mulai dari dinding batu sampai rumput di halaman rumah. Tapi, menemukan tekstur yang unik, cantik dan menarik perhatian – tidak mudah. Tapi begitu kamu mulai mencari pola dan tekstur, kamu akan melihatnya muncul di banyak tempat dan kamu bisa menentukan mana yang bagus untuk difoto.
2. Ciptakan sebuah tekstur
Kalau kamu terlalu malas untuk mencari tekstur, buatlah sendiri. Kamu bisa coba cat minyak dengan warna-warna terang atau carilah kerikil dengan warna-warna berbeda atau bereksperimenlah dengan pasir dan air. Carilah sesuatu yang bisa menciptakan tekstur lalu cobalah lagi dan lagi sampai kamu mendapatkan hasil yang bagus. Jangan lupa tentang pentingnya kedalaman dalam teksturmu – dibandingkan permukaan yang kasar dan tidak rata, permukaan yang lurus dan halus jarang terlihat bagus dalam foto. Bayangan akan mengkomunikasikan kedalaman dan dimensi dari sebuah tekstur, jadi pastikan bahwa teksturmu memiliki bayangan. Karena tanpanya, tekstur akan tampak seperti digambar di kertas. Tapi hati-hati juga dengan bayangan yang sangat gelap dan bagian yang overexposed karena bisa merusak tekstur. drawn on a
piece of paper.
3. Peralatan
Disarankan untuk memotret tekstur menggunakan tripod. Kecuali kamu memotret dengan sudut tertentu, kamu akan memerlukan bantuan untuk fokus. Agar seluruh bagian bisa terfokus, kamu memerlukan angka aperture tinggi sekitar f/8 atau lebih. Angka aperture yang besar berarti shutter speed yang lebih lambat dan goyangan kamera harus dihindari. Pada beberapa kasus, motion blur bisa memberi efek yamg keren, tapi seringkali kamu perlu tekstur yang tajam – ini sebabnya kamu perlu tripod.
Pada hampir semua jenis fotografi, penggunaan built-in flash tidak disarankan, termasuk untuk tekstur. Karena akan membuat foto terlihat datar.
Shutter release/remote juga diperlukan kalau kamu menggunakan exposure yang lama,atau cukup gunakan timer untuk mencegah goyangan kamera saat tombol shutter ditekan.
Untuk lensa, jenis yang dipakai sangat tergantung pada objek yang akan difoto. Jika teksturnya berukuran kecil, lensa makro bisa membantu memunculkan detil. Kalau kamu memotret dinding, lensa wide-angle sederhana seperti Nikon 18-55mm sudah cukup. Tapi ingat bahwa lensa wide-angle bisa menimbulkan distorsi jika digunakan untuk memotret garis lurus.
4. Bermain dengan sudut dan kedalaman
Foto tekstur yang datar mungkin membosankan, jadi cobalah bermain dengan sudut. Buka aperture selebar mungkin (pada prime lens bisa sampai f/1.2, sementara pada zoom lens biasanya antara f/3.5 dan f/5.6), dan ini akan menghasilkan depth-of-field yang dangkal.
5. Padu padan
Tekstur dengan warna dan pola yang sama juga bisa jadi membosankan. Cobalah memadu-padankan teksturmu dengan warna dan pola lain. Bisa dengan menambahkannya sendiri atau mencoba mencari pola yang bersebelahan. Kamu juga bisa mengerjakan padu padan ini saat post-processing. Jangan takut untuk menabrakkan warna atau menambahkan filter karena tekstur juga bisa jadi seni abstrak yang indah.
Tidak ada yang pasti dan mengikat bila kita bicara tentang tekstur. Jadi bereksperimenlah dan fotolah bermacam jenisnya. Kamu bahkan bisa menyimpannya untuk digunakan pada teknik double exposure pada foto siluet. Kita akan bicarakan lebih banyak soal ini nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar